Minggu, 11 April 2010

Aspek Keuangan 2

Cashflow dalam Perusahaan

Setiap perusahan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terus-menerus atau kontinyu, misalkan pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan gaji, dll. Tetapi disamping itu juga ada aliran kas ke luar(Cash outflow) yang bersifat tidak kontinyu atau bersifat “intermittent”, misalnya pengeluaran untuk pembayaran bunga, dividend, pajak penghasilan atau laba, pembayaran angsuran dll.

Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu misalkan aliran kas berasal dari hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang dll. Sedangkan aliran kas masuk yang tidak kontinyu misalkan aliran kas masuk yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank dll.



Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan kas adalah:
a. Perimbangan Antara Aliran Kas Masuk dengan Aliran Kas Keluar
b. Penyimpangan Terhadap Aliran Kas yang Diperkirakan
c. Adanya Hubungan yang Baik dengan Bank-bank

Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money) dan Tingkat Suku Bunga

Nilai Majemuk”(Compound Value) dan “Nilai Sekarang”(Present Value):

a. Nilai Majemuk
Nilai majemuk (“compound Value” atau “ending amount”) dari sejumlah adalah merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan periode atau jumlah modal pokok dengan jumlah bunga yang diperoleh selama peiode tersebut dan secara aljabar dapat diformulasikan sebagai berikut:

di mana:
P = jumlah uang pada permulaan periode, atau modal pokok;
i = suku/tingkat bunga;
I = jumlah bunga dalam uang yang diperoleh selama periode tertentu;
V= jumlah akhir atau jumlah dari P+I
Seacara umum rumusnya ditulis :
Vn = P(1+i)n

b. Nilai Sekarang

Kalau “compound value” dimaksudkan untuk menghitung jumlah uang pada akhir periode diwaktu mendatang, maka “present value” sebaliknya dimaksud untuk menghitung besarnya jumlah uang pada permulaan period atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang akan diterima beberapa waktu kemudian. Sebagaimana diuraikan dimuka kalau kita memperhatikan nilai waktu dari uang, uang sebesar Rp.1.000,00 yang akan kita terima pada akhir tahun depan atas dasar tingkat bunga tertentu, nilainya pada permulaan periode adalah lebih kecil dari Rp.1.000,00 atau dengan kata lain, nilai sekarangnya (“present value”-nya) lebih kecil dari Rp.1.000,00.

Rumusnya :
P=V/(1+i)=V 1/(1+i)n

c. Nilai Majemuk dari “Annuity”

Suatu “annuity” adalah deretan (series) pembayaran dengan jumlah uang yang tetap selama sejumlah tahun tertentu. Setiap pembayaran dilakukan pada akhir tahun. Misalnya kita menabung setiap tahunnya. Pembayaran pertama dilakukan pada akhir tahun pertama, yang kedua pada akhir tahun kedua, dan seterusnya.

Secara aljabar dapat dituliskan rumusnya seperti Nampak dibawah ini, dimana “Sn” adalah jumlah majemuk (compound sum), “R” sebagai penerimaan secara periodic, dan “n” adalah panjangnya “annuity”:
Sn = R1(1+i)n-1 + R2(1+i)n-2+………. + R(1+i)1 + R(1+i)0
= R[(1+i)n-1 + (1+i)n-2 + ……….+ (1+i)1 + (1+i)0

d. Nilai Sekarang dari Suatu “Annuity”

Cara menghitung “present value” dari suatu “annuity” adalah sebaliknya dari cara menghitung “compound sum”dari suatu “annuity”. Misalkan seseorang menawarkan kepada kita 4 tahun “annuity” dari Rp.1.000,00 setahunnya atas dasar bunga 6% atau sejumlah uang tertentu sekarang.

dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut:


Kriteria Investasi

a. Metode “Payback Period”
“Payback Period” (periode payback) adalah suatu periode yang perlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau aliran kas neto( net cash flows). Dengan demikian payback period dari suatu investasi menggambarkan penjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Apabila proceeds setiap tahunnya sama jumlahnya, maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan
Jumlah investasi Rp.45.000,00
Jumlah proceeds tahunan Rp.22.500,00

Ini berarti bahwa dana yang tertanam aktiva tersebut sebesar Rp.45.000, sudah akan dapat diperoleh kembali seluruhnya dalam 2 tahun

b. Metode “Internal Rate of Return” (Yield Metode)

Metode penilaian usul-usul investasi lain yang menggunakan “discounted cash flow” ialah apa yang disebut metode “internal rate of return”. Pengertian “internal rate of return” itu sendiri dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays). Pada dasarnya “internal rate of return” harus dicari dengan cara “trial and error” dengan serba coba-coba.

Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut sekehendak kita. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari “outlays”nya. Kalau PV dari proceeds lebih besar daripada PV dari investasi atau “outlays”-nya, kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV dari proceeds sama besarnya dengan PV dari outlays-nya. Pada tingkat bunga inilah NPV dari usul investasi tersebut adalah Rp nol atau mendekati nol. Besarnya tingkat bunga tersebut menggambarkan besarnya “internal rate of return” dari usul investasi tersebut.

Laporan Laba Rugi

Suatu laporan laba rugi, mengukur jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dalam format paling dasar, laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Penghasilan(penjualan)
2. Harga pokok penjualan
3. Beban operasi
4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis
5. Beban pajak

Semua “aktivitas laporan laba rugi” ini digambarkan table diatas, dimana kami menyajikan laporan laba rugi tahunan Harley Davidson, Inc. mengamati laporan laba rugi perusahaan tersebut.

1. Penjualan atau pendapatan-(ditentukan oleh jumlah produk yang dijual dikalikan harga per unit)- lebih dari $2,59 milliar untuk tahun itu.
2. Biaya produksi atau biaya untuk memperoleh produk sebesar $1,62 miliat.
3. Harley Davidson menghabiskan $410 juta untuk beban administrasi dan penjualan, dan sekitar $113,8 juta untuk baban penyusutan.
4. Dengan hasil ini, perusahaan mempunyai pendapatan usaha, atau pendapatan sebelum bunga dan pajak ( earning before interest and taxes-EBIT), sekitar $449,5 juta.
5. Perusahaan membayar $28,7 juta untuk beban bunga, yang ditentukan oleh jumlah utang Harley Davidson dan tingkat suku bunga yang dibayar pada utang.
6. Harley- Davidson membayar $53,6 juta untuk pajak, sekitar 36 persen merupakan perusahaan sebelum pajak (earning before taxes).
7. Akhirnya, pendapatan bersih yang bersedia untuk pemilik Harley- Davidson adalah $267,2 juta.

Tiga persoalan tambahan penting dalam memahami informasi yang terdapat pada suatu laba rugi, yaitu:

1. Pendapatan usaha (pendapatan sebelum bunga dan pajak) tidak dipengaruhi oleh bagaimana kondisi perusahaan dibiayai, apakah dengan ekuitas atau utang.
2. Ingatlah bahwa beban bunga, dikurangi dari pendapatan sebelum menghitung kewajiban pajak perusahaan, buka sebelum pembayaran deviden.
3. Seperti yang kita lihat nanti, fakta bahwa perusahaan mempunyai pendapatan bersih positif, bukan bararti perusahaan mempunyai uang kas - dengan hasil yang mengejutkan untuk kita, tetapi itulah nanti yang akan kita pahami

0 komentar:

Posting Komentar